GOOGLING MAKALAH: AKHLAK MADZMUMAH - PENGERTIAN - MACAM & CONTOH - googling makalah

ayo googling & cari tugas makalah mu

Ads

Rabu, 28 November 2018

GOOGLING MAKALAH: AKHLAK MADZMUMAH - PENGERTIAN - MACAM & CONTOH

MAKALAH
AKHLAK MADZMUMAH
 
 
Tugas ini Disusun untuk Memenuhi Mata Kuliah AIK 2
Dosen Pembimbing: Hermawan, M.Pd
 
 
Disusun Oleh :
 
                           Amin Widodo                                       132140133
                           Imam Falahudin                                   132140160
                           Cahyo Ngupasroso                               132140166
                           Muhammad Hafidz Ansori                 132140261
 
                                                                                                     
 
PROGRAM STUDI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN MATEMATIKA
 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO 2014
 
KATA PENGANTAR
 
 
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah Nya maka pembuatan makalah Bahasa indonesia ini bisa terselesaikan. Kami juga  mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak hermawan, M.Pd selaku dosen pembimbing mata kuliah aik serta teman teman yang berprtisipasi sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan atau belum sesuai dengan apa yang kita inginkan bersama, namun kami berusaha semaksimal mungkin agar makalah ini bisa terselesaikan.
Untuk itu , dengan masih banyaknya kekurangan dalam menyusun makalah ini kami mengharap kritik dan saran dari teman teman.
 
 
 
Purworejo, 4 Maret 2014
 
 
 
Penulis
 
 
 
AKHLAK MADZMUMAH


BAB 1
PENDAHULAN

A.    Latar belakang
Ajaran islam adalah ajaran yang bersumber pada wahyu Allah, Al-Qur’an dalam penjabarannya terdapat pada hadis Nabi Muhammad SAW. Masalah akhlak dalam Islam mendapat perhatian yang sangat besar.Berdasarkan bahasa, akhlak berarti sifat atau tabiat.Berdasarkan istilah, akhlak berarti kumpulan sifat yg dimiliki oleh seseorang yang melahirkan perbuatan baik dan buruk.
Konsep Akhlak menurut Al-Ghazali adalah sifat yg tertanam dalam jiwa seseorang, darinya lahir perbuatan yang mudah tanpa pertimbangan pikiran terlebih dahulu.Akhlak meliputi jangkauan yang sangat luas dalam segala aspek kehidupan.Akhlak meliputi hubungan hamba dengan Tuhannya (vertikal) dalam bentuk ritual keagamaan dan berbentuk pergaulan sesama manusia (horizontal) dan juga sifat serta sikap yang terpantul terhadap semua makhluk (alam semesta). Bagi seorang muslim, akhlak yang terbaik ialah seperti yang terdapat pada diri Nabi Muhammad SAW karena sifat-sifat dan perangai yang terdapat pada dirinya adalah sifat-sifat yang terpuji dan merupakan uswatun hasanah (contoh teladan) terbaik bagi seluruh kaum Muslimin.
 


B.    Rumusan masalah
a. Apa pengertian dari Akhlak Madzmumah?
b.Contoh dari sifat-sifatAkhlak Madzmumah?
 
C. Tujuan
Bila kita memamahami dari sifat- sifat ahlak madzmumah ,” kita dapat membedakan benar dan salahnya dari perilaku yang kita kerjakan  dalam kegiatan sehari­­- hari. kehidupan di dunia ini memang amat sulit kita melakukan hal- hal yang baik  dan berguna bagi masyarakat,’’ karena kita selalu di goda dan di hasut oleh syaiton untuk melakukan hal –hal buruk dan selalu menjerumuskan kita ke jalan yang sesat. Walupun begitu keadaan nya kita tetap selalu menjaga ketaqwaan kepada Alloh jangan sampai ke imanan kita roboh gara- gara berbuat maksiat atau larangan Alloh. maka untuk itu mari kita selalu menjalankan perintah dn menjauhi larangan Alloh agar kita di beri keselamatan di dunia maupun di akhirat nantinya.
 
 
 
 
BAB 2
Pembahasan
 
A.    Pengertian Akhlak Madzmumah
Ø  Pengertian Akhlak
Akhlak berasal dari kata “akhlaq” yang merupakan jama’ dari “khulqu” dari bahasa Arab yang artinya perangai, budi, tabiat dan adab.Akhlak itu terbagi dua yaitu Akhlak yang Mulia atau Akhlak yang Terpuji (Al-Akhlakul Mahmudah) dan Akhlak yang Buruk atau Akhlak yang Tercela (Al-Ahklakul Mazmumah).Akhlak yang mulia, menurut Imam Ghazali ada 4 perkara; yaitu bijaksana, memelihara diri dari sesuatu yang tidak baik, keberanian (menundukkan kekuatan hawa nafsu) dan bersifat adil. Jelasnya, ia merangkumi sifat-sifat seperti berbakti pada keluarga dan negara, hidup bermasyarakat dan bersilaturahim, berani mempertahankan agama, senantiasa bersyukur dan berterima kasih, sabar dan rida dengan kesengsaraan, berbicara benar dan sebagainya.
Masyarakat dan bangsa yang memiliki akhlak mulia adalah penggerak ke arah pembinaan tamadun dan kejayaan yang diridai oleh Allah Subhanahu Wataala. Seperti kata pepatah seorang penyair Mesir, Syauqi Bei: "Hanya saja bangsa itu kekal selama berakhlak. Bila akhlaknya telah lenyap, maka lenyap pulalah bangsa itu". Akhlak yang mulia yaitu akhlak yang diridai oleh Allah SWT, akhlak yang baik itu dapat diwujudkan dengan mendekatkan diri kita kepada Allah yaitu dengan mematuhi segala perintahnya dan meninggalkan semua larangannya, mengikuti ajaran-ajaran dari sunnah Rasulullah, mencegah diri kita untuk mendekati yang ma’ruf dan menjauhi yang munkar, seperti firman Allah dalam surat Al-Imran 110 yang artinya “Kamu adalah umat yang terbaik untuk manusia, menuju kepada yang makruf dan mencegah yang mungkar dan beriman kepada Allah”.
 
Akhlak yang buruk itu berasal dari penyakit hati yang keji seperti iri hati, ujub, dengki, sombong, nifaq (munafik), hasud, suudzaan (berprasangka buruk), dan penyakit-penyakit hati yang lainnya, akhlak yang buruk dapat mengakibatkan berbagai macam kerusakan baik bagi orang itu sendiri, orang lain yang di sekitarnya maupun kerusakan lingkungan sekitarnya sebagai contohnya yakni kegagalan dalam membentuk masyarakat yang berakhlak mulia samalah seperti mengakibatkan kehancuran pada bumi ini, sebagai mana firman Allah Subhanahu Wataala dalam Surat Ar-Ruum ayat 41 yang Artinya : “Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusi, supay Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” (Q.S. Ar-Ruum: 41).


Ø  Pengertian Akhlak Madzmumah (Tercela)
Akhlak Mazmumah (tercela) adalah perbuatan yang tidak dibenarkan oleh agama (Allah dan RasulNya). Contohnya : hidup kotor, berbicara jorok/kasar, bohong, sombong, malas, durhaka, khianat, iri, dengki, membangkang, munafik, hasud, kikir, serakah, pesimis, putus asa, marah, fasik, dan murtad, kufur, syirik, riya, nifaaq, anaaniah, putus asa, ghadlab, tamak, takabbur, hasad, dendam, giibah, fitnah, dan namiimah, aniaya dan diskriminasi, perbuatan dosa besar (seperti mabuk-mabukan, berjudi, zina, mencuri, mengkonsumsi narkoba), israaf, tabdzir.
 

PENJELASAN
“Akhlak madzmumah adalah tingkah laku yang tercela atau perbuatan jahat yang merusak iman seseorang dan menjatuhkan martabat manusia.”
Sifat yang termasuk akhlak mazmumah adalah segala sifat yang bertentangan dengan akhlak mahmudah, antara lain: kufur, syirik, munafik, fasik, murtad, takabbur, riya, dengki, bohong, menghasut, kikil, bakhil, boros, dendam, khianat, tamak, fitnah, qati’urrahim, ujub, mengadu domba, sombong, putus asa, kotor, mencemari lingkungan, dan merusakalam.Demikianlah antara lain macam-macam akhlak madzmumah. Akhlak mahmudah memberikan manfaat bagi diri sendiri dan orang lain, sedangkan akhlak madzmumah merugikan diri sendiri dan orang lain. Allah berfirman dalam surat At-Tin ayat 4-6, Yang artinya :“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Kemudian Kami kembalikan mereka ke tempat yang serendah-rendahnya (neraka).Kecuali yang beriman dan beramal shalih, mereka mendapat pahala yang tidak ada putusnya.”
 
 
B.     Contoh-Contoh Akhlak Madzmumah
Contoh Akhlak Mazmumah (Tercela) antara lain, yaitu:
 
A.        Syirik
Syirik dalam pemahaman tauhid berarti menyekutukan atau membuat tandingan-tandingan terhadap ALLAH. Tandingan-tandingan ini dikenal dengan istilah ‘ilah’ (sebagaimana yang telah dijelaskan pada tulisan terdahulu) dan dapat berupa seseorang atau sesuatu baik yang berwujud nyata maupun ghaib, baik benda hidup maupun mati. Misalnya meng-ilahkan orang salih atau pemuka adat, meng-ilahkan patung-patung atau candi, meng-ilahkan jin, meng-ilahkan kuburan keramat, meng-ilahkan pohon kayu keramat atau batu keramat, dan lain-lain yang dianggap dapat memberikan perlindungan, menyelamatkan, mengabulkan permohonan (doa), dan menjadi tumpuan harapan dalam hidup.
Ummat Nasrani, sebagai contoh, adalah kelompok yang syirik dan bukan kafir (lihat kembali defenisi istilah kafir di atas). Karena di dalam hati seorang Nasrani mempercayai adanya Tuhan Bapa sebagai pencipta dan penguasa alam, mempercayai roh kudus sebagai perantara wahyu dan mempercayai Tuhan Anak (Jesus) yang diyakini akan menyelamatkan mereka kelak di hari kiamat. Demikian pula pada ummat Budha, Hindu, atau kepercayaan animisme/dinamisme yang mempercayai dewa-dewa (yang sejatinya adalah jin) merupakan contoh lain kelompok yang syirik lagi sesat. Berbeda dengan mereka yang telah dicap ‘kafir’, pelaku syirik masih memiliki kesempatan untuk memperoleh ampunan dari ALLAH apabila mereka bertaubat dengan sebenar-benar taubat dan berikrar untuk tidak kembali kepada kesesatannya.
 
 
B.    Munafik
Munafik adalah musuh terbesar dalam Islam. Mereka yang termasuk dalam golongan orang munafik mengakui adanya ALLAH sebagai satu-satunya RABB dan Pencipta alam semesta, menerima Islam sebagai satu-satunya agama yang benar dan diridhai ALLAH, namun dalam pelaksanaan syariatnya mereka memilih-milih mana yang mereka inginkan dan mana yang tidak sesuai dengan kepentingan mereka di dunia. Orang yang termasuk dalam golongan ini juga cenderung untuk menyatakan keimanannya dengan lisannya namun berdusta dalam hati dan amalannya.
Dalam riwayat perjuangan Rasulullah di masa-masa awal penyebaran Islam, ketika beliau (SAW) dimusuhi secara terang-terangan, dizhalimi dan diancam keselamatan hidupnya, perintah untuk qital (berjihad dengan berperang) untuk mempertahankan Islam dan membela Rasulullah (SAW) adalah kewajiban setiap laki-laki muslim yang diperintahkan ALLAH sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an:
“Dan perangilah di jalan ALLAH orang-orang yang memerangi kamu, tetapi janganlah kamu melampaui batas, karena sesungguhnya ALLAH tidak menyukai orang yang melampau batas.” (QS. Al-Baqarah: 190)
Setelah turun ayat tersebut tidak satu dua orang sahabat yang menyatakan siap berperang melawan kaum kafir dan musyrik Makkah. Hampir semua sahabat yang sehat fisiknya bersedia mengasah pedang untuk menegakkan agama ALLAH. Namun pada kenyataannya ketika seruan untuk berperang itu datang, tidak satu dua orang sahabat pula yang lari, bersembunyi atau pura-pura sakit karena takut dan merasa tidak mempunyai kepentingan dalam perang Rasulullah. Demikianlah keimanan orang-orang munafik yang terbatas di lisan saja tapi tidak pada hati dan amalannya. Padahal belum sempurna iman seseorang kecuali ia masuk ke dalam Islam secara keseluruhan dengan lisan, hati dan amal perbuatannya sesuai dengan syariat Islam.
“Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhan (kaffah), dan janganlah kamu turuti langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.” (QS. Al-Baqarah: 208)
 
C.         Hasud
Hasud adalah sikap suka menghasud dan mengadu domba terhadap sesama. Menghasud adalah tindakan yang jahat dan menyesatkan, karena mencemarkan nama baik dan merendahkan derajat seseorang dan juga karena mempublikasikan hal-hal jelek yang sebenarnya harus ditutupi. Saudaraku (sidang pembaca) tahukah antum, bahwa iri, dengki dan hasud itu adalah suatu penyakit. Pada mulanya iri yaitu perasaan tidak suka terhadap kenikmatan yang dimiliki orang lain. Kemudian, jika dibiarkan tumbuh, iri hati akan berubah menjadi kedengkian. Penyakit kedengkian jika dibiarkan terus akan berubah menjadi penyakit yang lebih buruk lagi, yaitu hasud.
 
1.      Hasud yang terlarang
Adalah hasud terhadap kenikmatan yang dimiliki orang lain, sehingga menimbulkan kedengkian, dll.
Dalam kehidupan sehari-hari hal ini sering terjadi sehingga dengan ketidaksenangan tersebut dapat mengakibatkan timbulnya perbuatan tercela yang  lainnya  misalnya : Timbul kebencian, permusuhan, mencelakakan orang lain, merampok, menghancurkan hak milik orang lain dll.
2.      Hasud yang diperbolehkan
Adalah hasud kepada orang lain dalam hal : jika seseorang diberi harta benda kemudian dibelanjakan dijalan Allah Swt, dan jika seseorang diberi ilmu oleh Allah kemudian diamalkannya.
3. Penyebab pokok hasud adalah :
a. Kalah bersaing dalam merebut simpati orang atau dalam usaha.
b. Sifat kikir yang berlebihan
c. Cinta dunia dan sejenisnya.
d. Merasa sakit jika orang lain memiliki kelebihan
e. Tidak beriman kepada qadha dan qadar.
4. Akibat hasud
Nabi Muhammas SAWbersabda :”Waspadalah terhadap hasud “sesungguhnya hasud mengikis pahala sebagaimana api memakan kayu bakar.
Orang hasud telah menentang Allah S.W.T. dengan lima hal yaitu:
ü Kerana ia membenci nikmat Allah s.w.t. terhadap orang lain
ü Dia tidak suka pembahagian Allah s.w.t. untuk dirinya seolah-olah ia berkata: “Mengapa Engkau membagi begini?”
ü Ia bakhil terhadap kurniaan Allah s.w.t.
petaka dan kesengsaraan baik lahir maupun bathin.
b. Saling mengingatkan dalam kebaikan dan kesabaran.
c. Jadilah orang yang mempunyai pendirian tidak mudah di provokasi.
d. Mengamalkan ajaran agama.
D. Sifat Riya
Riya artinya memperlihatkan perbuatan (ibadah) kepada orang lain agar disanjung atau dipuji. Maksud lain adalah beribadah dengan niat karena ALLAH dan  karena ingin dilihat, disanjung atau dipuji manusia. Hakikat riya sebenarnya ada dalam hati, dan tidak selamanya ditunjukkan dalam perbuatan, karena ada orang yang menunjukkan perbuatannya dengan niat memberi contoh.Oleh karena itu hanya Allah-lah yang dapat menilai apakah perbuatan tersebut mengandung riya atau tidak.
 
1.      Jenis Riya
§  Riya dalam niat
Riya ini muncul ketika mengawali suatu pekerjaan. Seseorang yang akan melakukan ibadah berkeinginan untuk mendapatkan pujian dan sanjungan manusia.
§  Riya dalam perbuatan
Yaitu riya orang yang selalu memperlihatkan ketekunan beribadah bukan karena sedang member contoh atau bukan diwaktu saat orang banyak melakukannya.
 
2.      Bahaya Riya
Penyakit ini termasuk jenis penyakit yang sangat berbahaya karena bersifat lembut (samar-samar) tapi berdampak luar biasa.
“Kecelakaan bagi orang-orang yang shalat, yaitu orang-orang yang lalai dari shalatnya, dan orang-orang yang berbuat riya”
Bahaya Riya’ bagi Amal Perbuatan  :
1.   Menyia nyiakan amal shalih, dari pengaruh baiknya dan tujuan luhurnya.
2.   Riya’ adalah syirik khafi.
3.   Riya’ mewariskan kehinaan dan kekerdilan.
4.   Riya’ menghalangi pahala akhirat.
5.   Riya’ menambah kesesatan
 
3.      Cara menghindari riya
Sudah diketahui bahwa bahaya riya sangatlah besar, dan kita sebagai umat muslim sudah selayaknya untuk menghindari perbuatan riya tersebut, diantaranya adalah dengan cara :Mempersiapkan niat hanya karena Allah saja, tidak menampakkan ibadah kecuali untuk memberi contoh dan diwaktu orang banyak melakukannya.
ü Beberapa perbuatan yang tidak termasuk riya
1. Seseorang yang beramal dengan ikhlas, namun mendapatkan Dia membantu kepada iblis laknatullah
4. Cara menghindari hasud
1. Menumbuhkan kesadaran bahwa permusuhan dan kemarahan akan membawapujian dari manusia tanpa ia kehendaki.
2. Seseorang yang memperindah penampilan karena keindahan Islam.
3. Beramal karena memberikan teladan bagi orang lain.
4. Bukan termasuk riya’ pula bila ia semangat beramal ketika berada ditengah orang-orang yang lagi semangat beramal.
 
E.        Aniaya
Artinya dzolim yaitu meletakkan sesuatu bukan pada tempatnya. Dengan demikian orang lain diperlakukan secara tidak sesuai dengan semestinya.
Perbuatan aniaya dapat dikelompokkan ke dalam 2 kelompok yaitu :
2.      Aniaya pada diri sendiri, yaitu berlaku zalim kepada diri sendiri, misalnya tidak mengurus diri dengan baik, atau tidak melakukan perbuatan yang seharusnya diperbuat oleh diri sendiri.
3.      Aniaya pada orang lain, yaitu berlaku zalim kepada orang lain baik dengan perkataan, perbuatan dll, baik terhadap manusia, binatang, maupun tetumbuhan.
Cara menghindari aniaya
Dalam upaya menghindari perbuatan aniaya ini hendaknya kita memperhatikan hak-hak diri sendiri, hak orang lain, hak binatang, alam, dsb. Selain itu pula kita hendaknya takut kepada dosa, karena Allah swt telah melarang kita berbuat aniaya, atau berbuat kerusakan di muka bumi ini

 
F.        Iri
Iri adalah sikap kurang senang melihat orang lain mendapat kebaikan atau keberuntungan. Sikap ini kemudian menimbulkan prilaku yang tidak baik terhadap orang lain, misalnya sikap tidak senang, sikap tidak ramah terhadap orang yang kepadanya kita iri atau menyebarkan isu-isu yang tidak baik. Jika perasaan inidibiarkan tumbuh didalam hati, maka akan muncul perselisihan, permusuhan, pertengkaran, bahkan sampai pembunuhan, seperti yang terjadi pada kisah Qabil dan Habil
.
G.       Dengki
Ialah sukar baginya mengurangi sebagian dari apa yang dimilikinya itu untuk
orang lain. Dengki ialah membenci nikmat Tuhan yang dianugerahkan kepada orang lain dengan keinginan agar nikmat orang lain terhapus. Maka tiadalah berguna amal baik orang yang dengki, sebab dengki merusakkan amal kebaikan, sama halnya seperti api memakan kayu. [1][11]
Hadist tentang dengki mendengki, benci membenci, dan sindir menyindir, dan tegur sapa,yaitu
حديث انس بن مالك رضي الله عنه: ان رسول الله صلى الله عليه وسلم قال لما تبا غضوا
ولما تحا سدوا ولما تدا بروا وكونوا عبا دالله اخوانا ولما يحل لمسلم ان يهجر اخاه فوق ثلاث
 

Artinya:
Diriwayatkan dari Anas bin Malik r.a Dia telah berkata: Sesungguhnya Rosulullah SAW telah bersabda: “ janganlah kamu saling benci membenci, dengki mendengki dan sindir menyindir. Jadilah kamu sebagai hamba-hamba Allah yang bersaudara. Seorang muslim haram memutuskan (tidak bertegur sapa karena marah) saudaranya lebih dari 3 hari.[2][12].
H.       Berbohong
Ialah memberikan atau menyampaikan informasi yang tidak sesuai dengan yang
sebenarnya.
I.       Takabur atau (sombong)
Ialah merasa atau mengaku dirinya besar, tinggi, mulia, melebihi orang lain.
Pendek kata merasa dirinya lebih hebat. Sifat takabur ini harus benar-benar dihilangkan, baik yang batin maupun yang lahir. Yang lahir itu dalam bentuk perkataan, perbuatan maupun tingkah laku. Karena disamping itu takabur ini menjadi penghalang untuk masuk ke Surga, ternyata kesombongan, kecongkakan, merasa diri tinggi dan megah adalah termasuk hal-hal yang amat merusakkan, baik kepada jiwa, akhlak, dan agama.
Dalam Al-quran dan al hadist banyak disebutkan ancaman dan celaan terhadap sifat takabur, antara lain:
Firman Allah, dalam surat Al-A’raf ayat 146: Artinya:
Aku akan memalingkan orang-orang yang menyombongkan dirinya di muka bumi tanpa alasan yang benar dari tanda-tanda kekuasaan-Ku. [3][10]
J.          Bakhil atau kikir
Kikir adalah satu sifat yang buruk, tertutup tangannya dari memberi padahal hartanya yang dimilikinya itu tiada kekal dan apabila dia meningggal dunia, tak satupun yang dibawanya, hanyalah kafan pembungkus badan saja.[4][13]
Hadist tentang kekikiran
اتقوا الشح ، فانه اهلك من كان قبلكم [رواه المسلم]
Artinya:
Jauhilah kekikiran. Sesungguhnya kekikiran itu telah membinasakan (umat-umat) sebelum kamu. (HR. Muslim)[5][14]
 
K.    Dusta
Sifat dan sikap dusta atau curang ini jelas termasuk sifat atau akhlak madzmumah atau akhlak tercela, dimana apabila sifat dusta ini akan membawa kepada bahaya, bencana, dan kerusakan, baik terhadap pribadi maupun masyarakat. Dusta dapat juga menghancurkan keimanan dan juga menjadi pusat segala kejahatan.
Di dalam al-quran banyak ayat-ayat yang mencela sifat dusta, antara lain:
Firman Allah dalam Q. S. An- Nahl:105
 
Artinya: sesungguhnya yang mengada-adakan kebohongan , hanyalah orang-orang yang tidak beriman kepada ayat-ayat Allah dan mereka itulah orang-orang pendusta. (Q. S. An-nahl : 105)[6][4]
Sabda Nabi SAW:
دع مايريبك الى مالايريبك فان الصدق طماء نينة، والكذب ريبه [رواه الترمذى]
 
Artinya: Tinggalkanlah apa yang kau ragu-ragukan kepada apa yang tidak engkau ragu-ragukan. Sesungguhnya kebenaran membawa kepada ketenanangan, dan dusta itu menimbulkan keragu-raguan.
L.     Dzalim
Sifat dzalim adalah suatu sifat yang harus dijauhi dan ditinggalkan dari setiap manusia, karena sifat dzalim merupakan penganiayaan terhadap yang lain.
Dalam Al-Quran dan al-Hadist banyak disebutkan peringatan dan ancaman terhadap orang-orang yang dzalim, antara lain:
Firman Allah Q. S. Al-mu’min :18
 
Artinya:berilah mereka peringatan dengan hari yang dekat (hari kiamat yaitu) ketika hati (menyesak) sampai di kerongkongan dengan menahan kesedihan. Orang-orang yang dzalim tidak mempunyai teman setia seorangpun dan tidak pula mempunyai seorang pemberi syafaat yang diterima syafaatnya.
Disamping itu ada juga sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Muslim daei sahabat jabir bahwasanya Rosulullah SAW bersabda:
 
اتقوا الظلم، فانالظلم ظلمات يوم القيامة [رواه البخارى ومسلم]
Artinya:
Takutlah (peliharalah diri) kamu daripada berbuat dzalim, karena dzalim itu merupakan kegelapan dihari kiamat.[7][5]
M.   Pemarah
Marah itu mengakibatkan kemudaratan bagi orang yang dimarahi, orang yang kuat bukanlah yang kuat bergulat tetapi yang sebenarnya kuat itu adalah yang dapat menahan dirinya dari marah. [8][6]
Hadist tentang anjuran agar tidak menjadi pemarah
عن ابى هريرة رضي الله عنه : ان رجلا قال للنبي صلى الله عليه وسلم: اوصنى قال: لاتغضب
فردد مرارا قال صلى الله عليه وسلم : لاتغضب[رواه البخارى]
Artinya: Dari Abu hurairah ra: bahwa seorang laki-laki telah berkata pada Nabi saw : “Berilah aku nasehat”. Nabi menjawab: “Janganlah engkau menjadi pemarah”. Laki-laki itu kembali beberapa kali, dan Nabi saw, bersabda: “Janganlah engkau menjadi pemarah”.[9][7]
 
 

N.    Ghibah
Adalah menyebut atau memperkatakan seseorang dengan apa yang dibencinya, antara lain disebabkan karena dengki, mencari muka, berolok-olok, mengada-ngadakan.  [10][16] Para Ulama sepakat bahwa ghibah (menggunjing) merupakan perbuatan yang diharamkan bagi setiap muslim. Hal ini dengan tegas disebutkan didalam Al-Qur’an dan As-Sunnah.
Allah berfirman dalam surat Al-hujurat : 12
Artinya:
Dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain. Sukakah salah seorang diantara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha penyayang.
Pada ayat diatas, Allah melarang ghibah. Ghibah adalah membicarakan saudara Anda berkaitan dengan hal-hal yang tidak disukainya (jika diketahui orang lain).
Hadist tentang ghibah.
Artinya:
Dari Abu Hurairah r.a. dari nabi SAW beliau bersabda: “ Barang siapa ynag beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah dia berkata yang baik atau diam. (Muttafaq ‘alaih)
Hadist ini dengan jelas menerangkan bahwa seseorang seharusnya membatasi pembicaraan pada yang baik saja, yaitu hal-hal yang sudah jelas kemashlahatannya. Akan tetapi apabila ia masih meragukan kemaslahatannya tersebut, maka hendaklah ia mengambil sikap diam.[11][17]

 
BAB III
 
KESIMPULAN
Secara bahasa akhlak dapat diartikan dengan budi pekerti, watak, tabiat, dan dal;am bahasa sehari-hari ditemukan pula istilah etika maupun moral, yang diartikan sama dengan akhlak.
Akhlak menurut istilah bukanlah perbuatan, melainkan gambaran bagi jiwa yang tersembunyi. Oleh karenanya dapatlah disebut bahwa akhlak itu adalah nafsiah (bersifat kejiwaan) atau maknawiyah (sesuatu yang abstrak), dan bentuknya yang kelihatan dinamakan mu’amalah (tindakan) atau suluk (perilaku), maka akhlak adalah sumber dan perilaku adalah bentuknya.
Akhlak madzmumah adalah segala macam sifat dan tingkah laku yang tercela.
Adapun yang termasuk akhlak madzmumah, antara lain: munafik,syirik,dengki,hasud, kikir, sombong, dll.
 
PENUTUP
Demikianlah  makalah  yang  dapat  kami  sampaikan,  tentunya  dalam  penyusunan makalah  ini  masih  terdapat  kesalahan dan kekurangan  yang  perlu  dibenahi. Oleh  karena itu saran  dan kritik  guna  memnperbaiki  karya  ini  sangat  kami  harapkan. Atas  perhatian  dan  partisipasinya  kami  ucapkan  terima kasih.



Semoga Bermanfaat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar