Makalah Entrepreneur Kaum Millenials - Rumusan Keuntungan Dan Kerugian Dalam Berwirausaha - googling makalah

ayo googling & cari tugas makalah mu

Ads

Kamis, 29 November 2018

Makalah Entrepreneur Kaum Millenials - Rumusan Keuntungan Dan Kerugian Dalam Berwirausaha


Makalah Entrepreneur Kaum Millenials 
Rumusan Keuntungan Dan Kerugian Dalam Berwirausaha



BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Perkembangan zaman dan sempitnya lapangan pekerjaan mendorong manusia untuk kreatif serta inovatif untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Untuk menyikapi hal tersebut maka banyak orang yang melakukan usaha lain untuk mempertahankan kehidupanya, mereka tidak lagi terpaku terhadap perusahaan-perusahaan penyedia lapangan pekerjaan , lembaga, intansi serta pemerintah. Hal tersebut terbukti dengan dengan banyaknya orang yang beralih dan terjun ke dunia wirausaha, walaupun dengan modal nekad mereka memberanikan diri untuk menggeluti pekerjaannya tersebut dengan harapan mereka dapat meningkatkan kesejahteraanya akan tetapi tidak sedikit pula mereka yang mengalami kegagalan bahkan bangkrut.
Untuk itu sebelum kita terjun ke dunia kewirausahaan adakalanya kita memahami kelebihan dan kekurangan wirausaha, agar tingkat pelaku wirausaha dapat mengetahui perbandingan wirausaha dengan pekerjaan lain serta dapat mengetahui kiat sukses serta manajemen berwirausaha. Oleh karena itu dalam makalah ini penulis akan membahas bagaimana kelebihan dan kekurangan wirausaha.
B.  Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah pada Makalah ini, maka penulis menjabarkan rumusan masalah yang terdapat dalam  Keuntungan dan Kerugian Dalam Berwirausaha.
C.  Tujuan Penulisan
Tujuan penyusunan makalah Keuntungan dan Kerugian Dalam Berwirausaha ini adalah kita dapat mengetahui lebih lanjut mengenai keuntungan dan kerugian dalam berwirausaha ini, sehingga dapat menjadi pembelajaran bagi kita semua.

BAB II
PEMBAHASAN
  
Entrepreneur adalah suatu kemampuan untuk mengelola sesuatu yang ada pada diri kita untuk dimanfaatkan dan ditingkatkan agar lebih optimal, sehingga dapat meningkatkan taraf hidup kita.   
Di Indonesia sendiri jumlah wirausahawan atau entrepreneur hanya sekitar 0,18 % atau sekitar 400.000 jiwa. Sedangkan di beberapa negara tetangga kita sudah mencapai angka 20%.  Sungguh ini merupakan hal yang sangat memprihatinkan. Kita sebagai orang Indonesia tentu tidak bisa diam saja dengan kenyataan ini. Saat ini banyak pengangguran yang beralasan "lapangan pekerjaan sangat sulit". Padahal lapangan pekerjaan sebagai wirausahawan adalah lapangan pekerjaan yang paling luas. Mungkin mereka takut bahwa menjadi wirausahawan mempunyai resiko yang sangat besar.
Factor yang mempengaruhi meningkat atau tidaknya keuntungan dan kelebihan entrepreneur salah satunya yaitu karakter.
Untuk bisa meraih kesuksesan seorang entrepreneur wajib memiliki karakter-karakter perilaku tertentu. Sebab, seorang entrepreneur merupakan manusia pilihan yang tampil berbeda jika dibandingkan dengan manusia kebanyakaan. Mereka tentunya memiliki keunggulan Geoffrey G. Meredith, seorang ekonomi dunia mengemukaan karakteristik yang harus dipunyai oleh seorang entrepreneur yang sukses,yaitu :
1.      Percaya Diri
2.      Berorientasi
3.      Pengambil Resiko
4.      Kepemimpinan
5.      Keorisinilan
6.      Berorientasi Pada Masa
7.      Mau Menerima Kritik
Sementara itu, ahli ekonomi lainya, M. Scarborough dan Thomas W. Zimmerer mengemukakan delapan karekteristik yang harus dimiliki oleh seorang entrepreneur yaitu :
1.      Memiliki rasa tanggung jawab atas usaha-usaha yang dilakukannya.
2.      Lebih memilih resiko yang moderat
3.      Percaya akan kemampuan dirinya untuk berhasil
4.      Selalu menghendaki umpan balik yang segera
5.      Berorientasi kemassa depan, prespektif, dan berwawasan jauh kedepan
6.      Memiliki semangat kerja dan kerja kerasuntuk mewujudkan keinginannya Demi masa depan yang lebih baik.
7.      Memiliki keterampilan yang mengorganisasikan sumber daya untuk menciptakan nilai tambah
8.      Selalu menilai prestasi dengan uang.
Selanjutnya sikap negatif juga mempengaruhi dalam entrepreneur, banyak factor pisikologis yang membentuk sikap negatif masyarakat sehingga kurang berminat terhadap profesi entrepreneur, antara lain sifat agresif, ekspansif, bersaing, egois, tidak jujur, sumber penghasilan tidak stabil, kurang terhormat, pejerjaan rendah, dan sebagainya.pandangan semacam ini dianut oleh sebagian besar penduduk, sehingga mereka tidak tertarik . Landasan filosofis inilah yang membuat sebagian masyarakat Indonesia tidak termotivasi terjun kedunia bisnis. Kita jauh tertinggal dari Negara-negara tetangga, yang seakan-akan memiiki spesialisasi dealm profesi bisnis.
Berikut adalah beberapa keuntungan yang dapat diraih jika memiliki bisnis sendiri, yaitu:
1.    Menciptakan Tujuan Hidup sendiri.
Memiliki bisnis sendiri berarti menciptakan kebebasan bagi entrepreneur, dan juga kesempatan untuk menggapai apa yang menurut mereka penting dalam hidup ini. Kate Spade, seorang editor di Mademoiselle pada 1993 memutuskan untuk keluar dari pekerjaannya. Bersama suaminya ia membangun bisnis aksesoris. “Kami ingin mengejar tujuan hidup kami sendiri,” ujar Kate tentang keputusannya. Saat ini bisnis Kate berkembang pesat. Outletnya telah tersebar dari New York hingga Tokyo. Omzet penjualan Kate Spade Inc telah mencapai US $ 30 Juta.
2.      Menciptakan Perbedaan
Kecenderungan belakangan ini seprang entrepreneur memulai bisnis mereka karena ingin membuat perubahan. Mereka ingin menciptakan sesuatu yang berbeda. Sebut saja mereka ingin membangun usaha di bidang properti, yang akan membangun perumahan murah untuk keluarga miskin di negera berkembang, atau menggagas program daur ulang untuk menyelamatkan sumber daya bumi yang kian menipis. Seorang entrepreneur dengan caranya sendiri menemukan jalan untuk mengkombinasikan antara kepedulian mereka terhadap isu-isu sosial, dan keinginan mereka untuk menikmati hidup yang lebih baik.
Salah satu contohnya adalah Steve Row. Ketika tinggal di daerah pinggiran South Carolina, USA, ia selalu memperhatikan pembangunan perumahan di sekitar tempat tinggalnya. Bukanlah tetangga baru yang memusingkan Steve, melainkan banyaknya limbah kayu yang tidak termanfaatkan.
Setelah mendapat ijin para kontraktor, Steve mengambil sendiri limbah kayu yang ia inginkan. Steve mulai membuat berbagai furnitur dari kayu limbah tersebut. Dewasa ini perusahaannya, Sun Garden Furniture, membuat dan menjual berbagai furnitur dengan model unik, seperti meja, lemari hingga pagar kayu. Semuanya dibuat dari limbah kayu yang didapat dari berbagai lokasi pembangunan di AS.
3.      Mencapai Potensi Puncak
Banyak orang yang mengerjakan tugas yang dibebankan perusahaan kepadanya dengan perasaan terpaksa. Mereka merasa pekerjaannya membosankan, tidak menantang dan tidak menarik. Hal seperti itu tidak pernah menimpa seorang entrepreneur. Di mata entrepreneur hanya sedikit perbedaan antara bekerja dan bermain, bahkan ada yang menyamakan arti dari dua kata yang berbeda tersebut.
Lahan pekerjaan yang ditekuni oleh entrepreneur tidak lain adalah sarana mereka untuk mengekspresikan dan mengaktualisasikan diri. Mereka sangat sadar keberhasilan mereka sangat ditentukan oleh kecakapan mereka dalam berkreasi rasa antuasias yang tinggi serta visinya.
4.      Keuntungan Tanpa Batas.
Uang bukanlah dorongan utama seorang entrepreneur menjalankan bisnisnya. Uang dapat menjadi faktor yang memotivasi seseorang untuk memulai membangun bisnisnya. Kebanyakan entrepreneur memang tidak pernah menjadi super kaya, namun kebanyak dari mereka telah pantas menyandang gelar “cukup kaya”. Bahkan 75% dari 400 orang Amerika terkaya versi Majalah Forbes, adalah mereka yang kita kenal sebagai entrepreneur.
Menurut riset Thomas Stanley dan William Danko, para pemilik self-employed business termasuk 2/3 dari milyuner AS. Seorang entrepreneur memiliki kesempatan empat kali lebih besar untuk menjadi milyuner, daripada seseorang yang bekerja untuk orang lain.
5.      Kontribusi kepada Masyarakat.
Tidak dapat dipungkiri seorang entrepreneur yang telah memiliki usaha sendiri termasuk kelompok yang paling dihargai dan paling dipercaya oleh masyarakat. Bisnis yang mereka jalankan didasarkan atas rasa percaya dan saling menghargai. Para entrepreneur ini menikmati kepercayaan dan penghargaan yang ditunjukkan oleh para pelanggan mereka, sebagai buah dari pelayanan tulus yang mereka berikan selama bertahun-tahun.
Entrepreneur ini kemudian juga memegang peran penting dalam sistem perekonomian. Mereka juga sadar kiprah mereka sebagai entrepreneur, telah memberikan kontribuasi terhadap perekonomian nasional, adalah penghargaan lainnya yang didapatkan oleh seorang entrepreneur sukses.
6.      Mengerjakan yang Anda Sukai.
Salah satu kesepakatan di antara sesama entrepreneur adalah mereka tidak menganggap pekerjaan yang mereka geluti sebagai sebuah pekerjaan. Kebanyakan entrepreneur yang sukses adalah mereka yang berhasil memilih bidang bisnis karena mereka memiliki ketertarikan dalam bisnis tersebut. Mereka menikmati bidang pekerjaan tersebut. Selama bekerja mereka melakukan avocation (hobi) sekaligus mengerjakan vocation (work).
Para entrepreneur ini menjadikan apa yang disarankan oleh Harvey McKay menjadi kenyataan: “Temukanlah pekerjaan yang Anda cintai, maka Anda tidak perlu bekerja seharipun dalam hidup Anda”. Dan ini tidak berlebihan karena di mata entrepreneur pekerjaan adalah pekerjaan adalah kegemaran (avocation) ketimbang pekerjaan (work).
Kerugian:
1.    Anda mungkin mengambil resiko besar dari aspek keuangan.
2.    Anda harus bekerja keras, mungkin sepanjang hari dan memiliki waktu terbatas untuk berlibur.
3.    Anda mungkin menghabiskan banyak waktu dengan memantau setiap kegiatan dalam menjalankan usaha dan sedikit waktu yang bisa anda nikmati.
4.    Mungkin pendapatan anda tidak tetap dan mungkin tidak mempunyai uang dalam waktu-waktu tertentu.
5.    Anda akan menghadapi keputusan yang tidak mengenakkan seperti harus memecat orang atau menolak merekrut teman atau saudara anda.
6.    Anda harus belajar banyak disiplin ilmu baru seperti dokumentasi, pembukuan, inventarisasi, perencanaan produksi, periklanan, dan promosi, penelitian pasar, dan manajemen umum.
Beberapa kelemahan Wirausaha Indonesia 
Heidjrachman Ranu Pandojo menulis bahwa sifat-sifat kelemahan orang kita bersumber pada kehidupan penuh raga, dan kehidupan tanpa pedoman, tanpa orientasi yang tegas. 
Lebih rinci kelemahan tersebut adalah sebagai berikut: 
1.    Sifat mentalitet yang meremehkan mutu 
2.    Sifat mentalitet yang suka menerabas 
3.    Sifat tak percaya kepada diri sendiri 
4.    Sifat tak berdisiplin murni 
5.    Sifat mentalitet yang suka mengabaikan tanggung jawab yang kokoh. 
Sifat mentalitet seperti yang diungkapkan di atas sudah banyak kita saksikan dalam praktik pembangunan di negara ini. SD Inpres yang roboh sebelum waktunya, jalan dan jembatan yang kembali rusak hanya dalam beberapa waktu sesudah diperbaiki, barang-barang yang kurang berfungsi dan sebagainya adalah cermin sifat meremehkan mutu. Sikap ikut-ikutan dalam berinvestasi sehingga dalam waktu yang relatif singkat suatu obyek akan sudah jenuh sehingga semuanya akan menderita rugi, hal ini merupakan petunjuk betapa para kaum usahawan kurang mampu menemukan dirinya sendiri dan lebih suka mengekor pendapat orang lain. 
Disiplin yang murni juga sukar ditegakkan, kita ambil saja contoh pada waktu ada kontrol semuanya berusaha baik, berusaha disiplin, tetapi sesudah tidak dikontrol semuanya berjalan berantakan lagi, tidak ada disiplin lagi, tidak ada ketertiban lagi. Akhirnya, banyak hal-hal yang berjalan secara tersendat-sendat hanya karena tidak ada kesinambungan dalam penggarapannya yang disebabkan para pelaksana memiliki pekerjaan yang berangkap-rangkap, ini adalah cermin sikap tidak bertanggung jawab yang masih banyak menghinggapi bangsa kita. 
Kelemahan bangsa kita banyak dibicarakan oleh para pakar, yang terletak pada super strukturnya. Di dalam ekonomi pembangunan, ada 3 elemen penting yang menunjang pembangunan yaitu infra struktur, struktur ekonomi, superstructure. 
Ø Infra struktur adalah prasarana yang tersedia, jalan, jembatan, pelabuhan, irigasi, alat transportasi, telepon dan sebagainya. 
Ø Struktur ekonomi adalah tersedianya faktor produksi dalam masyarakat, serta tenaga manajemen yang berpandangan luas. Kemampuan mengadaptasi teknologi dan juga tersedia pasar produksi. 
Ø Superstruktur atau struktur atas adalah faktor mental masyarakat. Semangat kerja ulet, tak kenal putus asa, tekun, jujur, bertanggung jawab, dapat dipercaya. 
Bangsa Jepang dan Jerman berhasil dalam membangun negaranya setelah Perang Dunia II, adalah karena merek unggul dalam superstructure ini. Bandingkan dengan negara kita dengan segala kelemahannya, kurang bertanggung jawab, ingin cepat kaya, mencuri, memalsukan dokumen-dokumen, cuci tangan, cepat puas, ingin santai. Demikian pula bangsa kita apabila sudah memperoleh uang/gaji lumayan, mereka cenderung memperbanyak waktu santai. 
Masyarakat kita begitu cepat ingin menikmati waktu santai, walaupun penghasilannya belum begitu tinggi. Lihatlah pada hari mulai libur Jumat sore, Sabtu, minggu jalan-jalan ke daerah tujuan wisata macet total. Kebiasaan lain yang kurang baik yaitu, memanfaatkan hari-hari 'terjepit' untuk bolos, minta ijin tidak masuk kantor. Perilaku ini semua akan menurunkan prestasi kerja. Sebaiknya waktu istirahat atau leisure dapat dimanfaatkan untuk pendidikan mental dan keterampilan peningkatan kebudayaan bangsa, meningkatkan kesejahteraan, dan lain-lain.
Menurut Zimmerer ada beberapa faktor yang menyebabkan wirausaha gagal dalam menjalankan usaha barunya:
1)      Tidak kompeten dalam manajerial.
Tidak kompeten atau tidak memiliki kemampuan dan pengetahuan mengelola usaha merupakan faktor penyebab utama yang membuat perusahaan kurang berhasil.
2)   Kurang berpengalaman.
Kurang berpengalaman baik dalam kemampuan mengkoordinasikan, keterampilan mengelola sumber daya manusia, maupun kemampuan mengintegrasikan operasi perusahaan.
3)      Kurang dapat mengendalikan keuangan.
Agar perusahaan dapat berhasil dengan baik, faktor yang paling utama dalam keuangan adalah memelihara aliran kas. Mengatur pengeluaran dan penerimaan secara cermat. Kekeliruan memelihara aliran kas menyebabkan operasional perusahan dan mengakibatkan perusahaan tidak lancar.
4)      Gagal dalam perencanaan.
Perencanaan merupakan titik awal dari suatu kegiatan, sekali gagal dalam perencanaan maka akan mengalami kesulitan dalam pelaksanaan.
5)      Lokasi yang kurang memadai.
Lokasi usaha yang strategis merupakan faktor yang menentukan keberhasilan usaha. Lokasi yang tidak strategis dapat mengakibatkan perusahaan sukar beroperasi karena kurang efisien.
6)       Kurangnya pengawasan peralatan
Pengawasan erat berhubungan dengan efisiensi dan efektivitas. Kurang pengawasan mengakibatkan penggunaan alat tidak efisien dan tidak efektif.
7)      Sikap yang kurang sungguh-sungguh dalam berusaha.
Sikap yang setengah-setengah terhadap usaha akan mengakibatkan usaha yang dilakukan menjadi labil dan gagal. Dengan sikap setengah hati, kemungkinan gagal menjadi besar.
8)      Ketidakmampuan dalam melakukan peralihan/transisi kewirausahaan.
Wirausaha yang kurang siap menghadapi dan melakukan perubahan, tidak akan menjadi wirausaha yang berhasil. Keberhasilan dalam berwirausaha hanya bisa diperoleh apabila berani mengadakan perubahan dan mampu membuat peralihan setiap waktu.
Peggy Lambing dan Charles L Khuel mengemukakan keuntungan dan kerugian berwirausah sebagai berikut:
Keuntungan berwirausaha :
1.    Otonomi.
Pengelolaan yang bebas dan tidak terikat membuat wirausaha menjadi seorang bos yang penuh kepuasan. 
2.    Tantangan awal dan perasaan motif berprestasi.
Tantangan awal atau perasaan bermotivasi yang tinggi merupakan hal yang menggembirakan. Peluang untuk menggembangkan konsep usaha yang dapat menghasilkan keuntungan sangat memotivasi wirausaha.
3.    Control financial.
Wirausaha memiliki kebebasan untuk mengelola keuangan dan merasa kekayaan milik sendiri.
Kerugiaan berwirausaha :
1.    Pengorbanan personal.
Pada awalnya, wirausaha harus bekerja dengan waktu yang lama dan sibuk. Sedikit sekali waktu yang tersedia untuk kepentingan keluarga.
2.    Beban tanggung jawab.
Wirausaha harus mengelola semua fungsi bisnis, baik pemasaran, keungan, personal, maupun pengadaan dan pelatihan.
3.    Kecilnya keuntungan dan besarnya kemungkinan gagal.
Karena wirausaha menggunakan sumber dana miliknya sendiri, maka margin laba/keuntungan yang diperoleh akan relative kecil.


BAB III
PENUTUP
A.  KESIMPULAN
Kewirausahaan bukanlah suatu hal yang mudah dilakukan sehingga banyak yang perlu dipelajari dan diperhatikan untuk menjadi seorang wirausahawan. Dewasa ini kewirausahaan sudah mulai berkembang diiringi oleh majunya teknologi, pengetahuan, dan faktor pendorong lainnya.
Meskipun keuntungan dalam berwirasuaha menggiurkan, tapi ada juga biaya yang berhubungan dengan kepemilikan bisnis tersebut. Memulai dan mengoperasikan bisnis sendiri membutuhkan kerja keras, menyita banyak waktu dan membutuhkan kekuatan emosi. Kemungkinan gagal dalam bisnis adalah ancaman yang selalu ada bagi wirausaha, tidak ada jaminan kesuksesan. Wirausaha harus menerima berbagai resiko berhubungan dengan kegagalan bisnis. Tantangan berupa kerja keras, tekanan emosional, dan risiko meminta tingkat komitmen dan pengorbanan jika kita mengharapkan mendapatkan keuntungan.
Semoga dengan berjalannya waktu wirausahawan di Indonesia ini bisa bertambah dan membuat Indonesia sejahtera dan makmur. 
B.  SARAN
Minimnya pengetahuan tentang kewirausahaan di Indonesia membuat Indonesia menjadi Negara yang kaya akan pengangguran, untuk itu pemerintah harus memberikan pemahaman tentang kewirausahaan kepada setiap masyarakat agar mereka mampu membuat lapangan pekerjaan. Selain itu, pemerintah juga harus menyediakan modal usaha bagi mereka yang ingin memulai berwirausaha agar mereka tidak kesulitan untuk memulai atau mengembangkan usahanya.


DAFTAR PUSTAKA
www.ciputraentrepreneurship.com
http://www.ukafahrurosid.com/2011/04/keuntungan-dan-kerugian-usaha.html
http://adesyams.blogspot.com/2009/06/hakikat-dan-konsep-dasar kewirausahaan.html
 http://seisheya.wordpress.com/2011/12/24/ konsep-dasar-kewirausahaan/ 
http://dothack17.blogspot.com/2010/12/keuntungan-dan-kerugian-berwirausaha.html,


Tidak ada komentar:

Posting Komentar